Tulisan ini bermula KetiKa aKoe membaca sebuah parodi di Koran online. Arsebook Takes On Facebook adalah judul parodi itu, dan ditulis oleh BadboyIan. Dalam tulisannya, Ian si "bad boy" ini mem-parodi-Kan “Facebook”. DiberitaKan bahwa "Arsebook" baru saja diluncurKan sebagai saingan Facebook. FYI, Kata (slang) “arse” adalah nama lain dari boKong, sedangKan Kata “face” tau dong artinya = wajah)? Tulisan itu muncul di The Spoof!.
The Spoof adalah salah satu daftar bacaan yang ada di blog cucu Mbah Mariyem … eh maKsudKoe Mbah Mar’ie Djono. Trus … “spoof” itu … mahKluK apaan? “Spoof” taK lain taK buKan adalah “Funny satire and parody”. The Spoof mempunyai tagline yang berbunyi: “Always there with the funniest spoof headlines”. Koran yang mengaKu sebagai “One of the leading satire newspapers on the internet” ini memang mengedepanKan artiKel yang sungguh-sungguh lucu. AKan tetapi Kelucuan itu mungKin taK menjadi lucu Kalau Kita tidaK memiliKi bacKground Knowledge tentang apa yang di-parodi-Kan. Lucu buat si Kenthir, belum tentu lucu buat si Kenthar. Kadang, orang yang tau latar belaKangnya belum tentu menganggap hal itu lucu, bahKan bagi toKoh yang di-parodi-Kan!
Sebagai media online yang “spesialisasinya” parodi, di bagian bawah The Spoof tertulis dan dicetaK tebal: “All items on this website are fictitious. Any resemblance to persons, living or dead, is entirely coincidental or is intended purely as a satire, parody or spoof.” BahKan setiap artiKel pun selalu diaKhiri dengan Kalimat “The story above is a satire or parody. It is entirely fictitious.” Intinya, The Spoof sudah membuat disclaimer dengan jelas bahwa seluruh Konten-nya adalah parodi seKaligus fiKtif, mesKipun judul atau headline nya hampir selalu terKesan serius, seperti berita-berita di surat Kabar pada umumnya.
Pengen tau sejarah jatuh-bangun The Spoof? Pada 1997, Paul Lowton merintis sebuah majalah online yang diberi nama "There's No Place Like Home". Pada musim panas tahun beriKutnya, dengan menggunaKan bendera baru yaitu "Laughsend", Paul menggandeng Mark, adiKnya. Dua KaKaK beradiK ini pun lalu mengundang penulis dari “Bontang s/d Kediri” untuK memeriahKan Laughsend. Tapi sayang, Laughsend aKhirnya "game". TaK ada informasi Kapan matinya dan apa penyebabnya. Yang jelas, pada tahun 2001 The Spoof mecungul dan masih eKsis sampai detiK ini. (Moral of the story bagian ini: jatuh-bangun itu zamak, tidaK ganzil.)
Mengapa The Spoof bisa tetap eKsis hingga Kini, mesKipun “victim” yang diparodiKan adalah toKoh-toKoh terKenal, seperti Gordon Brown? (Memang sesama "spoofer" taK ada saling sahut-sahutan parodi). Tiba-tiba saja aKoe teringat Santiara. aKoe menilai Konten the Spoof yang lucu ini masih termasuK “mild”, se-mild KoKi Post. Iseng aKoe baca Terms and conditions. Pada poin no 8 disebutKan larangan untuK tidaK menulis informasi yang sangat menghina dan menyudutKan. Tentu saja ada SANKSI nya yaitu diedit atau di-delete. LengKapnya aKoe Kutip disini: “You must not post any information which is overly offensive or inflammatory. It is at the discretion of The Spoof to decide which information contravenes this policy, and your work may as a result be edited or deleted.”
PoinKoe disini adalah bahwa rambu-rambu dan sanKsi nya sudah dirumusKan sebelumnya dan sudah sangat jelas. Aturan yang tidaK "diKarang-Karang" setelah "Kejadian". Masak seeh haree genee masih mau biKin "T Shirt yang one size fits all"?
PoinKoe disini adalah bahwa rambu-rambu dan sanKsi nya sudah dirumusKan sebelumnya dan sudah sangat jelas. Aturan yang tidaK "diKarang-Karang" setelah "Kejadian". Masak seeh haree genee masih mau biKin "T Shirt yang one size fits all"?
Parodi Miss Kontro
aKoe taK Kenal dan tidaK mengiKuti perKembangan (“the real”) Maribeth, pun Miss Kontro. Jadi sulit bagiKoe untuK mencerna inti dari Kisah Mariyem, aKoe hanya bisa mereKa-reKa. Yang aKoe tahu, somewhere out there … entah dimana gituuu … ada KesepaKatan TAK TERTULIS untuK menghindari tulisan/Komentar yang mengandung unsur pencemaran nama baiK, pornografi dan SARA. Oleh penulisnya sendiri, artiKel Mariyem disebutKan sebagai Kisah fiKtif. Kata Mrs Hottie artiKel itu tadinya diterbitKan sebagai “trash”. Tapi ..., Karena pageviews nya ternyata oh ternyata … tuuinggi, parodi Miss Kontro pun “naiK pangKat” dan diduduKKan di singgasana KoKisiana, dimana tulisan-tulisan parodi yang “manis-manis” seperti misalnya, Karangan Nyi Dalang biasa bercoKol. Kericuhan “Kecil” datang dari segelitir orang, termasuK oleh orang yang laKonnya mirip dengan diri Mariyem. KeKacauan ini aKhirnya diselesaiKan dengan mengungsiKan Mariyem Ke Kolom Seni. AmanKah? Sejatinya, parodi tetaplah parodi yang bisa lucu seKaligus menghibur, mesKipun mengandung satire. Di-migrasi-Kan nya Maribeth dari satu tempat Ke tempat lain mungKin terKesan "cari untung" (pindah Ke KoKisiana) dan “cari aman” (pindah Ke Kolom Seni) dengan dalih ... untuK mengaKomodir aspirasi (wuih ... bahasanya) raKyat, tapi sesungguhnya menunjuKKan KetidaK-tegasan suatu CJ-apa-sajah-siapah-sajah. (Sebagai pengintip aKoe punya andil apa? KhiKs.)
For me, parody is parody, nothing wrong with that.
Did you know ... Keeping a ducK in a stable doesn’t change a ducK into a horse?
(Memelihara bebeK di Kandang Kuda taK mengubah bebeK menjadi Kuda.)
For me, parody is parody, nothing wrong with that.
Did you know ... Keeping a ducK in a stable doesn’t change a ducK into a horse?
(Memelihara bebeK di Kandang Kuda taK mengubah bebeK menjadi Kuda.)
No comments:
Post a Comment